Mengurangi makanan manis boleh jadi sangat sulit, apalagi jika kita terbiasa mengonsumsi makanan enak dan rasanya manis. Sekedar melihat donat, cake, martabak manis yang hangat, pisang cokelat dll di meja, hmm … tenggorokan rasanya clegukan terus ingin segera menyantapnya. Tak cukup sepotong, kita bahkan bisa dua atau tiga kali nambah. Itu belum termasuk minuman seperti soft drink, teh manis, kopi dll.

Jika mengonsumsi makanan manis terjadi setiap hari dan berlangsung lama, maka itu tidak baik untuk kesehatan. Apalagi jika kita punya masalah dengan berat badan, atau riwayat kesehatan yang kurang bagus akibat konsumsi gula berlebih. Nah, bagaimana cara kita mengurangi makanan yang manis-manis ?

 

Sarah Wilson, seorang penulis buku I Quit Sugar, serta penulis berbagai buku resep masakan, telah berbagi tips tentang upaya mengurangi makanan manis atau yang mengandung gula. I Quit Sugar merupakan sebuah buku bagus bagi mereka yang tertarik untuk menjalankan pola makan yang lebih baik.

Makanan manis, menurut Sarah Wilson, mengandung zat yang bernama fruktosa.

Nah, berbeda dengan glukosa dan laktosa yang diproses menjadi energi dan langsung dapat dipakai oleh tubuh, fruktosa diolah oleh hati dan disimpan sebagai lemak. Makanya tidak aneh jika penggemar makanan manis berat badannya cenderung bertambah. Selain itu fruktosa juga dapat mengganggu hormon nafsu makan.

Berikut 7 cara mengurangi makanan manis menurut penulis buku I Quit Sugar tersebut :

#1. Mencoba sedikit sekedar memenuhi rasa ingin tau. Jika kita benar-benar kepingin dengan satu makanan manis maka bisa ambil sepotong untuk memuaskan rasa ingin tau saja. Jadi kita tak perlu menikmatinya sampai kenyang atau sampai habis. Saran ini dikemukakan oleh Kerry Neville, MS, RD seorang ahli diet.

#2. Mengkombinasikan makanan yang manis dengan yang sehat. Contohnya dengan mencelupkan pisang atau strawberry kedalam cokelat cair. Cara ini selain memuaskan rasa ingin tau, kita juga bisa merasa kenyang.

#3. Kurangi asupan gula saat bikin jus. Kebiasaan di masyarakat saat membuat jus adalah dengan menambahkan gula ke dalam jus. Biasanya lebih dari satu sendok gula.

Coba kurangi asupan gula menjadi maksimal hanya satu sendok, atau tidak usah menambahkan gula sama sekali.

#4. Hati-hati makanan dengan label “low fat”. Label low fat pada kemasan makanan artinya rendah lemak. Tapi hati-hati, kita jangan terkesima oleh label tersebut. Biasanya makanan dengan label low fat sering kali mengandung gula yang tinggi. Ketika berupaya mengurangi lemak pada makanan, biasanya produsen akan menggantinya dengan gula.

#5. Beralih ke buah segar. Daripada makan buah yang dikeringkan lebih baik makan buah segar. Karena pada buah-buahan kering kandungan gulanya bisa mencapai 70 %.

#6. Coba kunyah permen karet. Jika ingin sekali makan makanan manis, coba kunyah permen karet. Penelitian menunjukkan bahwa mengunyah permen karet dapat mengurangi keinginan untuk makan.

#7. Makanlah dengan teratur. Susan Moores, seorang pakar nutrisi dari St. Paul, Minnesota menyatakan, bahwa jika perut kosong terlalu lama maka cenderung membuat Anda memilih makanan manis dan berlemak sebagai pengganjal perut. Untuk menjaga gula darah agar tetap stabil, lebih baik makanlah setiap 3 sampai 5 jam, misalnya buah, sayuran atau sereal.

Itulah 7 cara mengurangi makanan manis menurut Susan Wilson, si penulis buku I Quit Sugar. Semoga bermanfaat.

Share this:
Share

Facebook Comments

By Admin, AsiaFitnessToday

Hi! I'm Ursula Lee, writer and community manager at Asia Fitness Today. I love my food, my cat and my fitness regime :)

Creative Commons License
Except where otherwise noted, © GoInternationalGroup.com on this site is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.